Sunday, February 17, 2008

Hal-hal yang tak Ramah Lingkungan di Kos

13 Februari 2008

Filter rokok. Filter rokok terbuat dari bahan yang susah untuk diurai, kecuali dibakar dulu dan menjadi karbon. Anak-anak di kosku kebanyakan perokok, Alhamdulillah saya ngga merokok. Banyak filter rokok berserakan dan berakhir di pekarangan samping kos dan mungkin ngga terbakar.

Koran dan majalah
. Koran banyak juga di sini, dan majalah saya udah banyak selemari, hehe!! Kalau majalah berumur lama kali. Tapi koran yangmenumpuk dan habis itu dibuang dan dibakar maka selesailah. Tapi sebenarnya kan kertasnya bisa didaur ulang.

Plastik
. Banyak sekali plastik di lemari saya. Aku bukannya kolektor, tapi malah menumpuk gitu setelah berbelanja. Niatnya kan menggunakan kembali kantong plastik tersebut, tapi malah menumpuk dan terpaksa sebagian dibuang di tempat sampah. Tahu sendiri kan plastik tak dapat diurai. Dan belum pernah denger tentang daur ulang kantong plastik. Plastik jenis lain sudah bisa didaur ulang.

Monitor CRT
. Monitor jenis ini menghisap daya listrik lebih besar dari pada layar LCD. Ini merupakan pemborosan terselubung dan tak ramah lingkungan pasalnya PLN-nya banyak menghabiskan bahan bakar minyak. PLTA tak dapat memenuhi kebutuhan listrik yang banyak. Lebih baik pakai monitor LCD, tapi konsekuensi harganya lebih mahal. Komputer itu sendiri sangat diperlukan dan kadang ada anak yang meninggalkan komputer menyala ketika pergi lama, ini boros juga. Setidaknya pemakaian monitor LCD lebih ramah lingkungan.

Air
. Maksudnya adalah seringkali bak mandi ditinggal dan lupa airnya luber. Ini merupakan pemborosan listrik seperti tadi.

Laundry
. Kebiasan naruh baju kotor ke tempat laundry juga menambah konsumsi listrik secara umum. Jika dibandingkan dengan zaman sebelum ada rental mesin juga maka dalam sebulan konsumsi litrik untuk mesin cuci tak ada, karena mahasiswa pada nyuci sendiri. Dalam keadaan tak sibuk lebih baik kita mencuci sendiri pakaiannya. Kalau lagi sibuk ya taruh aja ke laundry karena waktu begitu berharga.

Motor
. Ngga ada yang bawa sepeda kayuh di kosku. Semuanya bawa motor sendiri untuk keperluan pergi ke kampus, warung, jalan-jalan bareng pacar dan sebagainya. Kendaraan bermotor sangat menghemat tenaga manusia karena kita bisa menempuh jarak yang jauh dengan singkat dan tanpa mengeluarkan keringat. Kehadiran sepeda motor sangat mempengaruhi lingkungan kita, karena bisa menambah emisi karbon di bumi, dan bahan bakarpun semakin menipis. Anjurannya adalah gunakan motor seperlunya saja dan kalau bisa berboncengan untuk menghemat.

Tisu
. Kehadiran tisu sangat membantu kita dalam menjaga kebersihan diri. Misalnya untuk mengelap ingus, tangan, itu, anu, dll hehe… tapi kenyataannya tisu hanya bisa dipakai sekali saja habis itu dibuang. Solusinya ya dihemat lagi, pakai seperlunya dan jangan terlalu jorok lah. Di samping itu juga pakailah sapu tangan, karena ini bisa dicuci dan digunakan kembali. Dengan berkurangnya konsumsi tisu maka diharapkan akan sedikit pohon yang tumbang.

Cotton butt
. Batang cotton butt terbuat dari plastik dan pasti akan terbuang begitu saja di tempat sampah. Hal ini tak dapat dihindari oleh kita. Apa ada ya cotton butt berbatang kayu? Anyway cotton butt masih normal menurut saya, hehe…

Botol plastik
. Botol plastik pengemas minuman, sampo, dll kadang berakhir di tampat sampah dan Cuma dibakar. Sebenarnya ada solusi yang lebih baik yaitu serahkan saja kepada tukang rongsok. Diberikan secara cuma-cuma atau dijual berapalah terserah. Kalau botol beling masih bisa dipakai lagi kan… lagian jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan botol plastik.
Apa lagi ya?

4:10 pm

Soundtrack: Leama and Moor – Shade of Red

No comments: